Selasa, 01 Desember 2015

Antisipasi Gerakan Syiah Di Indonesia




Perlu antisipasi agar gerakan syiah tidak menjadi kanker umat dan kanker bangsa yang lambat laun akan menjadi penyakit yang merusak tubuh keagamaan dan kebangsaan Negara Republik Indonesia, menurut DR. Abdul Choer Ramadhan, SH. MH, MM setidaknya ada lima hal yang dapat dilakukan untuk antisipasi gerakan syiah, yaitu:
Pertama, Apa yang diingatkan oleh MUI Pusat melalui bukunya “mengenal dan mewaspadai penyimpangan syiah di Indonesia”patut untuk terus menerus disosialisasikan, didiskusikan, dan difahami secara merata di semua kalangan. Meski belum ada fatwa eksplisit tentang sesatnya syiah namun MUI Pusat telah memiliki sikap yang jelas dalam memandu umat untuk lebih berhati-hati terhadap rayuan halus maupun gertakan kasar untuk menjadi penganut syiah.
Kedua, Aparat intelijen apakah TNI, Polri maupun badan intelijen negara harus lebih serius mengendus aktivitas gerakan syiah di Indonesia dengan memperkuat early warning system nya jangan sampai terlambat, sebab jika terlambat maka harga politik yang harus dibayar sangat mahal. Pertarungan berdarah bukan hal yang kecil kemungkinannya. Aspek historis, doktrin, maupun militansi bersemangat martyr potensial menciptakan konflik keras antara sunni dan syiah. Bangsa akan menjadi ajang perpecahan. Jika ISIS kini diwaspadai maka sewajarnya jika syiah pun patut untuk di waspadai pula. Orang Indonesia yang berangkat ke Irak, Suriah, Lebanon, atau Yaman bisa dalam rangka membantu ISIS bisa pula membantu rezim syiah.
Ketiga, Kerjasama pemerintah dengan Iran haruslah dibatasi. Fakta tak bisa dibantah akan besarnya peran Iran untuk melakukan syiahisasi di Indonesia. Tak perlu kita menjadi bangsa pengemis yang tergantung pada kekuatan atau kelebihan negara lain. Iran terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri Indonesia melalui bahasa politik kerjasamanya. Sungguh memalukan, memilukan dan menginjak-injak martabat bangsa Indonesia lewat bahasa “Iran siap membantu memerangi kelompok Islam radikal di Indonesia”. Off side nya kegiatan Atase kebudayaan Iran sehingga jauh masuk ke aspek budaya, pendidikan, dan keagamaan yang nyatanya telah menimbulkan keresahan dan kegelisahan umat harus segera dijawab oleh pemerintah Indonesia dengan segera menutup Atase kebudayaan Iran. Lalu mengusir diplomatnya. Pemerintah harus kuat dan berwibawa, jangan loyo dan mudah untuk dikuyo-kuyo.
Keempat, Penguatan syiah sebagai gerakan politik di Indonesia, mesti disikapi secara politis pula. Harus muncul kekuatan-kekuatan umat di tataran politik yang secara jelas melakukan perlawanan kepada cara dan penggalangan kekuatan politik gerakan syiah. Cerdas dan jeli melihat pola infiltrasi dan tipu daya dalam menunggangi kekuasaan politik. Umat Islam tidak boleh lemah dalam melawan kesesatan faham yang membahayakan ini. Ormas, LSM, organisasi profesi dan kekuatan lainnya harus bersatu memberantas gerakan sesat syiah di Indonesia.
Kelima, Aspek penegakkan hukum dan kesadaran hukum masyarakat harus diperkuat, hal ini penting mengingat gerakan syiah menyerang kehormatan sahabat dan istri-istri nabi serta simbol-simbol keagamaan yang diyakini oleh umat islam. Ini jelas merupakan perbuatan melawan hukum, menodai kesucian agama serta menciptakan permusuhan. Kasus penodaan agama yang dilakukan oleh tokoh IJABI Sampang Madura Tajul Muluk yang telah divonis berkekuatan hukum tetap, menjadi modal dan pelajaran mengenai prilaku kriminal para penganut syiah di Indonesia. Menarik ungkapan DR. Abdul Choer tentang delik penistaan agama yang harus di tujukan pada perlindungan agama oleh Negara bukan saja persoalan ketertiban umum atau persoalan rasa agama. Menurutnya ras keagamaan adalah yang paling tepat untuk diterima dalam kaitannya dengan konteks penyimpangan ajaran pokok agama, terlebih lagi dalam kasus syiah Iran, tidak hanya penyimpangan ajaran pokok agama tetapi juga terkait dengan ekspansi ideologi yang mengancam eksistensi NKRI. Kedua ancaman tersebut sangat relevan dengan teori yang memandang agama itu an sich sebagai kepentingan hukum yang harus dilindungi atau diamankan oleh negara.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Maraknya dan gencarnya pergerakan Syi’ah di Indonesia harus segera di bendung dari sekarang dan dari segala aspek. Karena kesesatan mereka sudah tidak diragukan lagi. Jadi sangat penting bagi kaum muslimin untuk mengenali dan mewaspadai dakwah mereka. Agar, tidak terkecoh dengan tipu daya mereka. Mewaspadai mereka sama dengan menjaga kemurnian Islam. Terlebih mematikan pergerakan mereka berarti menjaga aqidah kaum muslimin. Wallahu A’lam. #PSMnews//fr.

0 komentar:

Posting Komentar