Kamis, 11 Juni 2015

Mengapa Hafalan dan Ingatan Ku Lemah ?

Salah seorang dari kawan facebook saya bertanya, "kiban caranyoe pue-pue yang lon hafai siat kagadoeh, pue na ubat inan" (Bagaimana  caranya ini apa yang saya hafal cepat sekali hilang, apakah ada obat di situ). Kira-kira begitulah pertanyaan yang beliau lemparkan.

Lupa merupakan sebuah penyakit yang terdapat pada setiap individu. Bahkan salah satu bala yang selalu menggerogoti penuntut ilmu adalah lupa. Jikalau tidak ada penyakit lupa maka sungguh akan banyak orang pandai di dunia ini. Namun, satu hal yang harus kita yakini. Ketika Allah SWT memberikan sebuah penyakit, maka Allah juga telah menyediakan obatnya.
Suatu ketika di sela-sela belajar guru kami meriwayatkan sebuah perkataan yang sangat elok. Guru kami Tgk H Hatta bin Muhammad Affan meriwayatkan perkataan tersebut dari maha gurunya, Tgk H Ibrahim Bardan (Abu Panton). Beliau berkata," Bahwasanya setiap manusia mempunyai dua otak. Pertama quwwatul a'qilah (otak untuk berfikir/mengingat) dan kedua quwwatul hafizah (otak untuk menghafal).
Quwwatul a'qilah adalah otak depan, yaitu yang terletak dekat dahi. Sedangkan quwwatul hafizah adalah otak yang terletak di belakang. Setiap manusia mempunyai kedua otak tersebut. Yang pertama digunakan manusia untuk memikir sesuatu hal, dan yang kedua digunakan untuk menyimpan data (flashdisk).
Maka tak heran jika kita mendapat keluhan dari kawan-kawan kita mengenai lemahnya ingatan dan hafalan. Karena pada hakikatnya ingatan dan hafalan memang akan mengalami naik turunnya dalam kehidupan. Kadang-kadang seseorang lebih kuat ingatannya ketimbang hafalan. Dan kadang-kadang lebih kuat hafalannya dari pada ingatan. Bahkan ada juga yang memiliki hafalan dan ingatan yang sama-sama kuat.
Manusia yang memiliki ingatan kuat (quwwatul a'qilah) kebanyakannya terdiri dari ulama mantiq atau filosofis. Karena ilmu tersebut mengandalkan pikiran yang membuat mereka terus berfikir. Sedangkan manusia yang memiliki hafalan kuat (quwwatul hafizah) kebanyakan mereka terdiri dari ahli hadist. Karena ilmu yang mereka tekuni mendorong mereka untuk terus menghafal dan mengingat.
Tidak ada orang yang tidak memiliki hafalan dan ingatan. Hatta orang gila sekalipun pasti ada yang ia hafal dan ia ingat. Namun tingkat lemah dan kuatnya hafalan dan ingatan ini yang menjadi sirkulasi dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu apa indikator yang membuat hafalan dan ingatan kita lemah?
Pertama maksiat, Imam Asy Syafi'i suatu ketika mengadu kepada gurunya Imam Waqi' mengenai lemahnya hafalan. Lalu sang guru mewasiatkan kepada Imam Syafi'i untuk menjauhkan maksiat. Maksiat yang dimaksud adalah segala larangan yang dikerjakan oleh seluruh organ tubuh, baik maksiat mata, hati, telinga, tangan, kaki, dan lain sebagainya.
Kedua karena jarang diulang, ketika suatu ilmu yang kita temukan dan kita membiarkannya bersembunyi di dalam kepala kita tanpa mengulang dan memberikannya kepada orang lain, maka lambat waktu dia akan menghilang dengan sendirinya. Aristoteles mengatakan, "Pusat keunggulan adalah pengulagan." Maka mengulang apa yang sudah kita ketahui adalah satu solusi untuk membuat ingatan hafalan kita hidup.
Ketiga  mengkonsumsi makanan yang berminyak, Imam Jarnuji dalam karyanya 'Ta'lim Al-Mutaalim' memberikan sebuah kode etik untuk melancarkan hafalan dan ingatan kepada para penuntut ilmu. Beliau berkata jauhilah makanan yang berminyak. Karena makanan berminyak akan membuat kamu pilek dan berdahak. Berdahak adalah satu parasit yang membuat hafalan dan ingatan tersendat.
Keempat mengkonsumsi makanan yang haram, ilmu adalah cahaya Allah, cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat. Oleh karena itu jauhilah makanan yang haram. Sebagaimana kebenaran tidak akan bersatu dengan kebatilan, begitu juga ilmu tidak akan bersatu dengan maksiat.
Membuat Hafalan dan Ingatan Lancar
Memiliki hafalan dan ingatan yang kuat adalah idaman semua orang. Lebih-lebih lagi penuntut ilmu, memiliki hafalan dan ingatan yang kuat merupakan sebuah mementum untuk mewujudkan semangat belajar menuju tirai kesuksesan. Lalu apa saja yang harus kita lakukan supaya ingatan dan hafalan kita selalu on.
Pertama berdoa, sebelum dan sesudah belajar jangan lupa berdoa kepada Allah agar apa yang sudah kita ketahui selalu teringat dan tidak lupa. Karena pertolongan Allah amat dekat dengan orang-orang yang melakukan hal-hal kebajikan dan kebaikan.
Ke dua sering mengulang dan mutalaa'h, apa yang sudah kita ketahui sering-seringlah diulang kembali. Atau sekurang-kurangnya membagi kepada kawan-kawan kita yang tidak tahu. Karena pada hakikatnya ilmu itu akan semakin bertambah dengan memberi, berbeda dengan harta yang mengurang di saat kita beri.
Ketiga bagikan waktu belajar dan mengulang, misalnya sesudah subuh kita gunakan waktu untuk meghafal dan belajar. Maka gunakan waktu setelah asar untuk mengulang kembali apa yang sudah kita belajar tadi subuh. Jika hal seperti ini terus kita lakukan maka ilmu yang kita miliki, hafalan yang sudah kita miliki akan bersatu dengan darah daging kita yang sulit untuk berpisah.
Semoga tulisan ini akan memberi sedikit pencerahan bagi saya pribadi dan bagikawan-kawan semua, khususnya bagi sipenanya.
sumber;http://ebdulhamed

0 komentar:

Posting Komentar