Anugerah kecantikan yang Allah berikan kepada wanita dari berbagai
sisinya dapat menimbulkan dampak kebaikan dan keburukan baik untuk
dirinya sendiri atau lawan jenisnya. Bak mutiara indah yang senantiasa
menebarkan kilauannya. Namun kilauan itu juga dapat menjadi ladang
kemaksiatan jika tidak dijaga oleh pemiliknya seperti dicuri atau
dirampas. Begitu pula keindahan dari seorang wanita akan mengundang
keburukan jika tidak dijaga dengan baik. Keburukan yang akan timbul
antara lain munculnya fitnah dari dalam dirinya. Sebagaimana telah
disabdakan oleh Rosululloh ShollAllahu ‘Alaihi Wa salam, bahwa Wanita
adalah salah satu perhiasan dunia yang bisa menjadi FITNAH.
“Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi
laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama
kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih
diriwayatkan oleh Muslim no 2740 [97])
“Hati-hatilah terhadap
wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani isroil disebabkan
oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2742 [99])
Segala keindahan yang terdapat dalam diri seorang wanita harus dijaga,
bahkan hal yang dianggap remeh pun seperti “suara”. Tanpa pernah kita
sadari, suara juga bisa mendatangkan fitnah, meskipun suara itu keluar
bukan dimaksudkan secara khusus untuk melagukannya atau untuk menarik
perhatian. Untuk itu Allah telah melarang kaum Hawa untuk berlemah
lembut dalam berbicara dengan laki-laki agar tidak timbul keinginan
orang yang didalam hatinya terdapat penyakit seperti firman-Nya:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain
jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara dengan
mendayu-dayu sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya.” (Al Ahzab: 32)
Saudariku, ayat ini turun untuk
memperingatkan kita agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan suara
kita. Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut
dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Peringatan itu pun semula Allah
turunkan untuk Laki-laki di zaman Nabi yang kita tahu bahwa keimanan
mereka lebih kuat dan akhlaknya lebih bagus daripada laki-laki di zaman
sekarang.
Maka dari itu berbicaralah seperlunya saja dengan
laki-laki yang bukan mahrom. Jika memang ada keperluan yang sangat
darurat maka berbicara dibalik tabir itu lebih baik, seperti perintah
Allah kepada kaum mukmin tatkala meminta sesuatu dengan wanita yang
bukan mahrom dari balik tabir, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (isteri-isteri nabi), Maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi
hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab: 53)
Wahai ukhti, jagalah suara
kita agar tidak menjadi fitnah yang besar bagi kaum Adam. Semoga Allah
mengampuni kita semua wahai saudariku dengan keindahan-keindahan yang
mengandung fitnah ini. Janganlah kita berbangga hati dengan keindahan
yang kita punyai karena sesungguhnya di balik keindahan tersebut
terdapat ujian bagi kita. Wallahu a’lam bisshowab
Maraji’:
Fatwa-Fatwa Ulama, Nasihat ulama Besar untuk Wanita Muslimah
Artikel www.muslimah.or.id
Minggu, 15 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar